Robot Buatan China Untuk Selamatkan Cadangan Air Dunia

Robot Buatan China Untuk Selamatkan Cadangan Air Dunia – Saat ini teknologi semakin canggih dan manusia berlomba-lomba membuat robot menjadi suatu karya yang bermanfaat dan tentunya bernilai jual tinggi. Contoh negara yang terkenal sudah memperkerjakan robot adalah Jepang, di sana terdapat robot yang dipekerjakan di sebuah restoran, dan robot tersebut bertugas untuk mengantarkan pesanan makanan ke meja-meja pemesan.

Selain di restoran, Jepang juga ternyata mempekerjakan robot Dinosaurus menjadi pelayan di sebuah hotel, keren yah. Jepang mema ng selalu terkenal di dunia mengenai berbagai macam teknologi yang diciptakan. Seluruh teknologi yang berupa robot pun sangat sering sekali menjadi juara dalam berbagai macam kompetisi yang dihadirkan di dunia dengan pesaingnya yang berasal dari seluruh dunia dengan teknologi terkerennya. idn slot online

Robot Buatan China Untuk Selamatkan Cadangan Air Dunia

Namun, selain negara Jepang, ternyata robot juga mulai intensif dikembangkan di negara China. Seorang pria asal China yang bernama You Wu, membuat robot yang bisa menemukan kebocoran di saluran pipa air. Ia mengatakan robot bergerak dengan air melalui pipa, dan bagian tangan robot dapat menyentuh pipa dan merasakan lubang yang disebabkan oleh kebocoran. idn slot online

Wu membutuhkan waktu lima tahun untuk membuat sebuah prototipe robot tersebut. Pria berusia 28 tahun ini menamakan prototipe ini dengan nama Lighthouse dan dirilis pada Januari lalu, tak lama setelah Wu masuk daftar Forbes ’30 Under 30′ untuk manufaktur dan industri. https://www.mrchensjackson.com/

Untuk mengetahui jumlah kejadian pipa air bocor Indonesia, salah satu tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) UGM melakukan penelitian di bidang deteksi dan pemantauan kebocoran pipa air. Untuk membuat sistem deteksinya dibuat dengan alat yang mampu merekam getaran akibat aliran air di dalam pipa.

Sinyal yang berasal dari sensor getaran ini selanjutnya ditampilkan pada komputer melalui fitur GUI (Graphical User Interface) yang telah dirancang sebelumnya. Nur Chalim yang menjadi ketua PKM mengatakan bahwa penelitian ini dilakukan karena sangat penting sekali disebabkan oleh banyaknya kasus kebocoran di pipa air.

Berdasarkan data yang diperoleh, ternyata jumlah kehilangan air atau Non – Revenue Water (NRW)di Indonesia rata-rata berkisar 31% dari keseluruhan total produksi air minum nasional sebesar 127.000 liter/detik. Apabila diukur dari aspek finansial, kerugian akibat kehilangan air ini dapat mencapai Rp 2,48 triliun/tahun seperti itulah kata Nur Chalim menjelaskan tentang urgensi penelitiannya.

Robot Buatan China Untuk Selamatkan Cadangan Air Dunia

Sesungguhnya banyak metode untuk mendeteksi kebocoran pipa. Salah satu metode adalah mendengarkan suara yang dihasilkan dari getaran pipa air dan pengurangan tekanan. Akan tetapi, Wu mengatakan metode ini tidak efektif, apalagi jika digunakan di kota yang memiliki tingkat kebisingan tinggi. Wu meyakini, robot besutannya efektif bekerja di kota maupun di daerah pinggiran kota.

Robot tersebut dirancang untuk dapat memeriksa keadaan pipa tanpa mengganggu layanan air. Robot ini memiliki kelebihan karena dapat dimasukkan ke dalam pipa di hidran. Robot ini memiliki sistem analisis yang bisa menciptakan peta yang memberi tahu operator pipa di mana kebocoran berada, seberapa besar kebocoran itu, dan kemungkinan kegagalan.

Robot Lighthouse adalah hasil dari 6 tahun penelitian PhD Wu di MIT. Ini dimulai dengan permintaan dari Arab Saudi, di mana 30% dari air mereka yang telah disterilisasi bocor di pipa. Masalahnya adalah, kebocoran tersebut tidak dapat dideteksi oleh alat yang ada karena pipa adalah plastik tetapi alat yang ada hanya bekerja di pipa logam. Wu harus merancang sensor kebocoran baru.

Butuh waktu 3 tahun, 11 prototipe dan berbagai percobaan laboratorium sebelum Wu menunjukkan robot kerja pertama di fasilitas pengujian industri di Arab Saudi. Tantangan pertama adalah merancang robot yang dapat bermanuver melalui pipa air nyata dengan sambungan Tee, siku dan perubahan diameter.

Wu memecahkan masalah dengan desain robot yang lembut, salah satu yang pertama. Berdasarkan studi hidrodinamik, Wu juga mendesain sensor membran untuk mendeteksi gaya isap yang dihasilkan oleh air yang bocor. Namun, gagal uji lapangan pertama pada tahun 2015, karena aliran air yang bergejolak dalam pipa membuat sensor tidak efektif. Butuh waktu 2 tahun lagi untuk analisis hidrodinamik, pemodelan, pembuatan prototipe dan pengujian sebelum Wu menunjukkan sensor pertama yang dapat mendeteksi kebocoran pipa air hidup. Dibangun di atas kesuksesan ini, Wu lebih lanjut mengulangi desain untuk meningkatkan kemampuan penolakan kebisingan sensor dan menciptakan algoritma lokalisasi baru yang tidak memerlukan GPS.

“Tujuan akhir saya adalah untuk menempatkan peralatan robot kami ke tangan teknisi lapangan di setiap kota di seluruh dunia, sehingga setiap kota di dunia dapat mengurangi kehilangan air karena kebocoran dan mendukung pertumbuhan populasi lebih banyak,” kata Wu

Pria jebolan Massachusetts Institute of Technology bersama teman kuliahnya Tyler Mantel sedang mengembangkan bisnis WatchTower Robotics yang mereka dirikan pada bulan Juni dengan dukungan Techstars Sutainability Accelerator. WatchTower Robotika juga melakukan program percontohan di Massachusetts dengan Departemen Air Cambridge dan di Australia dengan Layanan Deteksi Perusahaan Layanan Pipa.

American Society of Civil Engineers ‘2017’ Infrastructure Report Card ‘memperkirakan bahwa ada 240.000 kerusakan pipa air di Amerika Serikat setiap tahun. Kerusakan ini setara dengan membuang lebih dari 2 triliun galon (7,5 triliun liter) air minum yang diolah setiap tahun. Sekitar 20 persen air bersih di seluruh dunia hilang setiap hari, menurut WatchTower Robotics.

Dipantau sejauh ini, robot telah diuji di Arab Saudi, Virginia dan juga Inggris. Sedangkan baru-baru ini, Lighthouse telah dinobatkan sebagai pemenang dari James Dyson Award, yaitu sebuah ajang kompetisi desain internasional.

Penjelasan di atas menandakan bahwa saat ini robot semakin bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri, nah kira-kira ada yang tau tidak, sejarah dari robot? Yuk, baca bersama:

Sebelum dikenal alat-alat mekanis dan otomatis, masyarakat Eropa bekerja dengan menggunakan alat-alat manual (menggunakan tenaga manusia) dan masih mengandalkan kecepatan kedua tangan dan kaki. Artinya, alat-alat tersebut tidak akan berfungsi dan bekerja jika tidak ada tangan atau kaki.

Peralatan yang dimaksudkan adalah seperti cangkul, parang, sekop, pisau, palu, penenun, pemintal, pancung, jala, pendayung, dan lainnya. Pada masa revolusi industri, peralatan tersebut jarang digunakan sebab telah ditemukan mesin pemintal, mesin tenun, lokomotif, dan sebagainya. Semua mesin tersebut bukan digunakan oleh tangan dan kaki, tetapi oleh mesin uap. Dengan demikian, pada masa revolusi industri terjadi penghematan tenaga manusia. Setelah revolusi industri terjadi, perbedaan pola hidup masyarakat sangat terlihat sekali.

Dari situ, bagaikan anak panah yang melesat cepat yang belum menemukan sasaran akhir, perkembangan teknologi dan mesin-mesin begitu menakjubkan sampai saat ini dan belum sampai pada titik hentinya. Era teknologi telah dirasakan seluruh muka bumi. Perkembangan terkini, tentu kita di abad 21 ini telah banyak mendengar atau sudah familiar dengan yang namanya robot.